Menghilangkan Potensi Resiko Henti Jantung Mendadak, yang Bisa Dialami Siapa Saja

Kesadaran akan hidup sehat di masa modern ini dinilai masih kurang. Padahal ada banyak berbagai macam penyakit yang menghantui, baik dalam kategori ringan atau berat. Beberapa penyakit di masa modern ini sebagian besar faktor pemicunya adalah gaya hidup yang kurang sehat. Termasuk salah satunya adalah penyakit jantung.

Dr. dr. Budi Yuli Setianto, SpPD(K), SpJP(K), mengingatkan akan adanya gangguan Henti Jantung mendadak atau HJM yang dapat dialami oleh siapa pun. Akan tetapi ada beberapa orang yang memiliki potensi atau lebih rentan mengalami HJM ini. Sebanyak 80 % kasus HJM disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Beberapa penderitanya sebagian besar merasakan nyeri pada bagian dada, jantung yang berdebar-debar, mudah lelah atau terengah-engah saat melakukan aktivitas. Gejala-gejala tersebut biasanya dialami oleh orang tua. Sedangkan pada usia yang lebih muda mengalami sinkop atau rasa mau jatuh yang biasanya karena ada gangguan irama jantung.

Bagi orang-orang yang memiliki resiko HJM, ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan.

  • Fraksi ejeksi atau kemampuan memompa jantung hanya berkisar di bawah 30-35 %. Sedangkan secara normal adalah di atas 50 %.
  • Memiliki riwayat keuarga dengan penyakit jantung koroner prematur. Dalam hal ini yang dimaksud prematur adalah bagi laki-laki di bawah usia 55 tahun dan untuk perempuan di bawah 65 tahun. Pada umumnya disebut dengan jantung koroner.
  • Memiliki kebiasaan merokok.
  • Memiliki kadar koesterol tinggi, hipertensi (tekanan darah tinggi), dan diabetes.

Sementara itu potensi resiko akan semakin tinggi jika telah memiliki riwayat HJM sebelumnya, merasakan sinkop, atau pernah mengalami serangan jantung minimal enam bulan sebelumnya. Menurut dr. Budi ada beberapa hal yang tidak boleh diremehkan atau diabaikan. Karena satu cara untuk mencegah jantung berhenti memompa secara mendadak adalah dengan menghilangkan potensi atau faktor resiko dari HJM tersebut.

Bagaimana dengan penanganan ketika terjadi Henti Jantung Mendadak? Menurut dr. Budi yang juga menjabat sebagai Kepala Bagian Kardiologi Fakultas Kedokteran UGM/RSUP dr. Sardjito, penanganan pertama adalah meminta resusitasi yang dilakukan tidak lebih dari 10 menit. Apabila lebih dikhawatirkan sudah terjadi kerusakan organ pada pasien. Pada menit pertama, kerusakan otak sudah mencapai 10 %. Sehingga dalam 10 menit batang otak secara langsung dapat mati (brain death), yang menyebabkan fungsi vegetatifnya sudah tidak dapat diperbaiki lagi. Karena itulah jangan menunggu hingga 10 menit. Semakin cepat akan semakin bagus.

Sumber: health.detik.com

This entry was posted in Informasi Seputar Jantung Koroner. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *