Kopi Belum Tentu Buruk untuk Kesehatan Jantung (bag. 1)

Kopi menjadi minuman yang banyak digemari oleh penduduk di seluruh dunia, termasuk di Indonesia yang yang kaya akan berbagai jenis kopi di setiap daerahnya. Tidak hanya di pagi hari sebagai pendamping sarapan pagi, namun juga di berbagai kesempatan, kopi dapat dinikmati. Namun diantara sebagian orang terkadang merasakan jantung menjadi berdebar-debar setelah mengkonsumsi kopi.

Di dalam kopi terdapat kandungan yang berupa kafein. Kafein adalah senyawa alkaloida zantin, yang menyebakan kopi terasa pahit. Kafein akan bekerja sebagai stimulan psikoaktif terhadap susunan syaraf pusat, sehingga dapat menangkal rasa kantuk dan capai. Semakin besar kandungan kafein di dalam kopi, maka akan semakin kuat untuk menangkal kantuk dan berpengaruh pula dalam meningkatkan mood. Pada umumnya kinerja kafein akan berlangsung kurang lebih 3 jam.

Namun senyawa kafein ini memang dapat mempengaruhi kinerja jantung. Efek stimulan pada susunan syaraf pusat ternyata juga dapat mempengaruhi detak jantung dan tekanan darah. Adenosine pada otak adalah salah satu zat yang menyebabkan kantuk ketika berikatan dengan reseptornya. Kafein juga sama dengan adenosin, sehingga mampu berikatan dengan reseptor adenosin dan meningkatkan aktivitas sel syaraf. Kafein pun dapat menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah dengan menghambat kerja adenosin untuk mendilatasi pembuluh darah.

Dengan adanya peningkatan aktivitas sel syaraf menyebakan kelenjar pituitari terangsang untuk mensekresikan hormon yang memicu kelenjar adrenalin dan menghasilkan efineprin, yaitu zat yang dapat meningkatkan denyut jantung serta tekanan darah.

Sumber: http://gi-healthy.blogspot.com

This entry was posted in Informasi Seputar Jantung Koroner. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *