Jatuh Cinta Membahayakan Penderita Sakit Jantung?

Terapijantungkoroner.com – Orang yang tengah mengalami jatuh cinta akan mengalami peningkatan degup jantung pada saat melihat sang pujaan hati. Hal itu disebabkan adanya produksi hormon adrenalin dalam tubuh. Degup jantung yang dihasilkan oleh orang yang sedang jatuh cinta hampir sama dengan degup jantung yang dihasilkan orang yang melakukan aktivitas berlari. Oleh sebab itu, jatuh cinta bagi orang yang menderita penyakit jantung dinilai membahayakan!

Seorang asisten profesor ekologi manusia dari Austin memaparkan bahwa proses ketertarikan berhubungan dengan gejolak fisiologis. Pada umumnya, gejala ketertarikan pada pasangan diawali dengan peningkatan degup jantung, keringat, dan lain sebagainya.

Otak mentrasfer sinyal menuju kelenjar adrenal yang selanjutnya memproduksi hormon epinefrin, adrenalin, dan norepinefrin. Ketiga hormon tersebut mengalir melalui aliran darah dan menimbulkan detakan jantung yang lebih kuat dan cepat. Jadi, tidak mengherankan jika orang yang jatuh cinta memiliki degup jantung yang hampir sama dengan detak jantung orang berlari.

Dengan alur proses yang demikian menimbulkan dampak berbahaya bagi orang yang menderita sakit jantung serius karena pada saat terjadi peningkatan degup jantung saat jatuh cinta maka jantung membutuhkan lebih banyak oksigen. Ini akan sangat riskan bagi mereka yang mengalami permasalahan penyumbatan pembuluh darah atau orang yang pernah mengalami serangan jantung.

Jenis obat-obatan seperti Beta Blockers dinilai dapat membantu mengatasi respon adrenalin yang cenderung berlebihan saat jatuh cinta. Sementara itu, seorang profesor dari Rutgers University menemukan bahwa aktivitas otak orang yang sedang jatuh cinta mampu memproduksi norepinefrin dan dopamin. Norepinefrin dan dopamin ini saling berkait erat satu sama lain. Norepinefrin belum pernah diteliti secara khusus dalam hal korelasinya dengan masalah cinta, akan tetapi sepertinya sistem ini lebih aktif berperan pada orang yang sedang jatuh cinta. Dopamin sendiri berorientasi pada perhatian, euforia, energi, mitivasi, dan gairah.

Hormon lain yang juga berperan pada saat pada saat orang jatuh cinta adalah hormon serotonin. Beberapa hasil riset dari Italia menjelaskan bahwa turunnya tingkat serotonin berkait dengan pikiran obsesif.

Disisi lain, hormon stres kortisol ternyata juga beerja pada saat seseorang jatuh cinta. Para responden yang diminta mendiskripsikan ulang awal-awal masa jatuh cinta menunjukkan adanya peningkatan kortisol 30 menit pasca diminta berpikir ulang mengenai hal tersebut.

Para pakar juga mendapati hasil penelitian yang menunjukkan bahwa cinta adalah sesuatu yang tak bisa mati. Terdapat aktifitas otak yang sama pada orang yang telah menjalani pernikahan selama 20 tahun dengan orang yang baru jatuh cinta.

Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa cinta membawa banyak manfaat bagi kesehatan seseorang tak terkecuali orang-orang yang telah melewati usia produktif. Jatuh cinta menyebabkan orang merasa energik, optimis, termotivasi dan terfokus. Kesemuanya membawa dampak positif bagi kesehatan tubuh manusia.

Orang yang baru saja jatuh cinta cenderung lebih cepat sembuh dari stres dibanding dengan orang yang baru saja mengakhiri jalinan cinta atau telah lama menjalin hubungan dalam jangka waktu lama.

Sumber: wolipop.detik.com

This entry was posted in Informasi Seputar Jantung Koroner, Seputar Jantung Koroner. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *